Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara - Ekopriantoblog.id
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara

Halo apa kabar? Pasti baik baik saja kan? sudah beberapa hari ini saya jarang posting tentang kisah inspiratif maklum akhir akhir ini saya jarang ada waktu luang untuk membaca buku karena pekerjaan jadinya tidak dapat kutipan kutipan kisah inspiratif.

Tapi akhirnya saya sedikit ada waktu untuk membaca sebuah buku dan tepat di halaman pertama mendapatkan kisah inspiratif. Berikut kisahnya.

Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara

Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara
Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara

Baca juga: Kisah Inspiratif Motivasi : Kesejatian Ilmu

Keharmonisan hubungan produser dan sutradara sangat menentukan keberhasilan dalam pembuatan sebuah film. Namun, karakter seorang sutradara biasanya ingin berkreasi sebebas mungkin. Sementara itu, di sisi lain, seorang produser biasanya dicekoki dengan pikiran untuk terus mengirit pengeluaran. Tidak mengherankan ketika ada banyak sutradara dan produser yang kemudian tidak bisa bekerja sama dengan baik.

Pada usia 26 tahun, Steven Spielberg diberi kontrak pertama untuk menyutradarai Jaws. Film pertamanya ini diproduksi oleh Universal. Pihak produser mengeluhkan film ini dan menggambarkannya sebagai ‘film yang tersulit pembuatannya di dunia.’ Saking beratnya tekanan yang didapatkan oleh Spielberg, teman-temannya menggambarkan ia bertambah tua 10 tahun setelah 159 hari syuting.

Baca juga: Kisah Anak Pesantren Yang Inspiratif Dan Penuh Makna

Namun, Spielberg masih beruntung. Ada sebuah film produksi Columbia Pictures, Close Encounters of the Third Kind, yang ‘memakan korban’ seorang sutradara. Sang produser menunjuk seorang sutradara yang belum berpengalaman. Imajinasi sang sutradara tampaknya tidak sesuai dengan besarnya biaya yang bersedia digelontorkan pihak produser. Ketika sedang syuting untuk salah satu adegan, tiba-tiba telpon berbunyi. Ternyata itu sebuah pemberitahuan bahwa sang sutradara dipecat saat itu juga.

Berkat keberhasilan Spielberg sebagai sutradara di berbagai film, termasuk juga Jaws, Spielberg berhasil mengubah nasib menjadi produser. Lalu, bagaimanakah karakternya setelah beralih profesi menjadi produser?

Sutradara Bob Zemeckis menggambarkan Spielberg sebagai produser terbaik di dunia. Bob diberi tugas sebagai sutradara di film, Back to the Future. Ia mengatakan bahwa Spielberg membangun suasana yang sangat nyaman ketika membuat sebuah film.

Baca juga: Kita Tidak Sendiri, Kita Selalu Diawasi

“Kerjakan saja apa yang kau mau…ini filmmu. Tapi, kalau kau membutuhkanku, aku ada disini” ujar Spielberg sang produser.

Spielberg sudah pernah merasakan posisi sutradara sehingga ketika ia menjadi produser, ia mampu bersikap lebih baik dibanding produser lain. Dan berkat sosok seperti dirinya, kita berkesempatan untuk menyaksikan film-film terbaik di dunia saat ini.

Aku selalu penuh harapan. Aku tidak mau menyebut diriku seorang yang optimis. Aku ingin mengatakan bahwa aku selalu penuh dengan harapan. Aku tidak pernah kehilangan itu.(Steven Spielberg, sutradara ternama Hollywood).

Kutipan kisah inspiratif diatas bersumber dari buku yang berjudul sugar dan kopi. Buku yang diterbitkan oleh penerbit buku pintar growth is life. Buku ini ditulis oleh seorang perempuan yang berasal dari payakumbuh yang bernama kak wira yunila. See ya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Berani Mengambil Resiko Dan Tantangan
Ekopriantoblog.id
Ekopriantoblog.id Seorang blogger yang tulisannya asal-asalan. Pecinta pencak silat tapi bukan tukang pukul. Penikmat musik indie khususnya endank soekamti.

4 comments for "Kisah Inspiratif Kerjasama Antara Produser dan Sutradara"

  1. napa baca steven spilberg
    jadi ke inget Stephen Hillenburg
    napa nama mereka hampir mirip xixixixixixii

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat pernah kerja di perusahaan startup gitu.
    Ownernya masih muda, belum 30an malah usianya.

    JAdinya memimpinnya parah banget bagi hampir semua karyawannya.
    Dia bayar orang buat ngerjakan sesuatu, tapi dia gak percaya ama orang itu, jadi orang itu dia setir, padahal lebih pengalaman orang yang dia setir itu.
    Alhasil gak ada karyawan yang betah kerja dengan dia.

    Aneh bin ajaibnya, saya gak ngerasain hal yang dirasakan karyawan lain, beliau selalu percaya sama saya.
    Sata ngasih tugas, dia percaya banget, gak mau ikut campur dengan cara saya nyelesaikan tugas2 tersebut.

    Pokoknya dia hanya mendukung saat saya ada masalah, dan ikutan mengevaluasi hasil kerja saya.

    Jadi menurut saya, kadang saat seorang pemimpin terlihat tidak baik di mata bawahan, tidak melulu masalah ada di pemimpin, tapi mungkin saja cara komunikasi yang salah.

    meskipun untuk kasus di atas, saya salut karena setelah jadi produser, beliau jadi tau bagaimana memperlakukan sutradara :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Komunikasi adalah hal yg utama,,,segimana tinggi kemampuan orang itu,,kalau komunikasi dan kepercayaan tidak ada akan tetap kacau

      Delete