Mudik Versus Pulang Kampung - Ekopriantoblog.id
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Mudik Versus Pulang Kampung

Bulan puasa sudah didepan mata. kita semua pasti sudah tidak sabar menantikannya.  Atmosfernya sudah sangat terasa. Iklan-iklan di tv sudah mulai banyak memberikan ucapan. Iklan sirup marjan yang menjadi pertanda akan datangnya bulan puasa juga sudah sering terlihat tayang di tv.

Tapi ada perbedaan yang sangat terasa sekali di bulan puasa tahun ini. Ya betul, bulan puasa kita kali ini harus diselingi dengan kepanikan akibat pandemi covid19.
Mudik lebaran 2020
Mudik lebaran 2020

Bulan puasa biasanya menjadi suatu kegembiraan bagi banyak orang. Tapi karena musibah wabah ini tampaknya akan sedikit muram. Para buruh banyak yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan, bahkan ada sebagian yang diberhentikan dan di PHK padahal THR sudah didepan mata. Tapi apalah daya, pasti ada berkah dan hikmah dibalik semua ini.

Bulan puasa, biasanya dijadikan ajang untuk persiapan mudik pulang menuju kampung halaman tampaknya akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Selain dilakukannya PSBB(pembatasan sosial berskala besar) kemarin-kemarin juga ada himbauan larangan mudik lebaran 2020. Bahkan disampaikan langsung oleh presiden indonesia bapak joko widodo.

Lalu kita harus bagaimana? Terlebih lagi nasib perantau seperti saya sekarang harus bagaimana? Pekerjaan diberhentikan, tanpa kompensasi, THR apalagi. Mau mudik pun dilarang.

Kalau boleh bercerita, kami juga takut tertular wabah ini. Melihat dari beritanya korban jiwa juga semakin banyak, jumlah yang positif terjangkit juga terus meningkat, jumlah yang sembuh dibanding korban meninggal juga sedikit tidak banyak bertambah.

Bukannya kami ingin nekat. Dan tidak ada keinginan sedikitpun dalam diri kami untuk menentang peraturan. Dan sampai sekarang kamu juga tetap dirumah. Dan sungguh kami juga takut tertular dan kami juga adalah warga negara indonesia yang taat peraturan.

Tapi entah lah, di jagat sosial media keadaan ini malah dibuat perdebatan. Berdebat mempertahan kan bahwa hanya pendapatnyalah yang paling benar. Berdebat tentang mudik atau pulang kampung. Bagiku itu sama saja. Tidak ada bedanya dan bukan bahan perdebatan.

Menurutku mudik ya pulang kampung. Sama saja. Mudik dan pulang kampung sama-sama harus bepergian dan itu yang sedang dilarang sekarang. Kenapa harus diperdebatkan?

Ada yang bilang mudik adalah berkunjung ke kampung halaman, bertujuan untuk mengunjungi kampung halaman saat lebaran. Pemudik sudah memiliki ktp dan sudah menetap di suatu kota. Sedangkan pulang kampung adalah pulang ke desa dimana dikota hanya merantau dan bekerja saja. Sedangkan keluarga, anak dan istrinya ada di desa.

Dari pernyataan diatas saya sebagai perantau sedikit ingin menyimpulkan kebanyakan perantau dari desa ke kota ya hanya untuk bekerja. Keluarganya dalam hal ini bapak dan ibu kebanyakan juga di desa. Dan untuk anak istri ada yang didesa dan ada juga yang ikut merantau ke kota.

Tapi ya sudahlah, niat pemerintah melarang mudik itu baik. Yaitu agar pandemi covid19 ini bisa berhenti penyebarannya. Saya Pun setuju dan menaati himbauan ini. Karena pekerjaan juga sudah diberhentikan, setidaknya sampai cadangan uang saya habis. Hanya saja sangat disayangkan kenapa harus ada perdebatan antara mudik dan pulang kampung ini.

"Mudik dan pulang kampung itu sama saja pak. Yang dari desa meninggalkan keluarga untuk ke kota juga hanya untuk bekerja pak. Tapi kalau dikota pekerjaan juga sudah diberhentikan kami harus apa? Bukan bermaksud untuk ikut berdebat, kami justru menyayangkan adanya perdebatan tentang hal itu. Kami berusaha taat peraturan pak, kami juga ingin pandemi ini cepat berakhir, kami juga tetap stay disini untuk tidak mudik,,setidaknya sampai cadangan uang kami masih ada"

Ekopriantoblog.id
Ekopriantoblog.id Seorang blogger yang tulisannya asal-asalan. Pecinta pencak silat tapi bukan tukang pukul. Penikmat musik indie khususnya endank soekamti.

12 comments for "Mudik Versus Pulang Kampung"

  1. Ikut prihatin mas eko. Pasti berat benar keadaan para perantau di tengah keadaan seperti ini. Saya dari kota yang sebagian besar penduduknya adalah perantau, kalau di kota saya, wonogiri, kebanyakan perantau sudah mudik eh pulang kampung sejak dua pekan kemarin. Tapi sampai di desa diminta karantina diri, diawasi tenaga kesehatan dan rt desa itu.
    Semoga menjelang lebaran nanti, virusnya sudah pada wusss wuss pergi jauuh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe sama mbak saya juga dari wonogiri. Tapi saya lebih mengikuti himbauan pemerintah saja dulu

      Delete
  2. Banyak sekali yang telah kehilangan pekerjaan sekarang, kejahatan juga meningkat. Terpaksa pulang kampung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul bang,,,apalagi kemarin para napi yg dapat asimilasi pada berulah juga,,,

      Delete
  3. Lebih baik memang stay safe dulu saja, daripada ikut terpapar malah nantinya jadi masalah besar, bukan ?.

    Yang jadi polemik besar masalah ekonomi. Hampir sebagian masyarakat jadi menderita dan tambah kekurangan uang.

    ReplyDelete
  4. Itu adalah hal2 yg dibesar2kan. Dan itu tdk perlu krn tdk substansi. Yg substansi adalah apakah mudik dan pulang kampung itu merupakan salah satu cara penyebaran virus atau bagaimana? Ini yg substansi. Toh juga sama balik ke kampung halaman.

    Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga kita bisa beraktifitas seperti sedia kala. Amin

    ReplyDelete
  5. Sedih ya buat perantau, tapi demi save life, ya stay at home dulu...

    ReplyDelete
  6. Yaa pendem dulu rasa kangen keluarga yang ada di kampung halaman mau gimana lagi ada musibah seperti ini yang melanda di indonesia :(

    ReplyDelete