Pengalaman Pribadi Mengikuti Ujian Kenaikan Sabuk Pagar Nusa
Umumnya tes kenaikan sabuk pagar nusa dilakukan saat semua materi pelatihan dan jurus sudah diberikan dan berbagai latihan fisik sudah dilakukan dan umumnya dalam kurun waktu satu tahun atau lebih.
Pengalaman pribadi mengikuti ujian kenaikan tingkat pagar nusa
![]() |
UKT pagar nusa |
Ok lanjut ke cerita, acara kenaikan tes pada waktu itu dilaksanakan disuatu tempat tidak akan saya sebutkan tempatnya karena privasi yang pasti ditempat itu ada sebuah vila, sebuah lapangan, area persawahan, area hutan pinus dan kuburan.
Yang dilakukan pertama sewaktu datang ke lokasi adalah membuat beberapa tenda. Walaupun tenda itu tidak dipakai untuk tidur karena malamnya full melakukan pengetesan kenaikan sabuk. Hanya dipakai untuk menyimpan tas tas dan pakaian ganti.
Saat sudah memasuki waktu maghrib dan isya kita melakukan sholat berjamaah dan berdoa bersama memohon kepada tuhan agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam acara itu.
Acara tes kenaikan sabuk pun dimulai para siswa yang akan ditest mental dan fisiknya dikumpulkan disebuah tanah lapang.
Kita disuruh duduk bersila tanpa alas,hanya rerumputan yang menjadi alasnya seperti posisi orang yang sedang bertapa dengan ditutup matanya.
Kita disuruh untuk fokus dan konsentrasi merasakan dinginnya malam dan suara hembusan angin dan juga suara jangkrik yang bersahutan. Ada instruksi saat pundak kita ditepuk lalu diseret ke suatu tempat kita harus mengikutinya.
Sekitar 3 jam saya duduk bersila dan fokus berkonsentrasi akhirnya datang giliran saya. Pundak saya ditepuk dan ditarik lalu diarahkan kesuatu tempat dengan mata tertutup.
Saat mata saya terbuka ada 4 orang yang saya lihat 3 orang laki laki dan 1 orang perempuan. 1 orang laki laki dan 1 orang perempuan adalah rekan 1 tim saya. Sedangkan 2 orang laki laki lain adalah warga pagar nusa yang akan mengetes kami bertiga di pos pertama ini.
Di pos pertama ini kita di tes soal materi yang pernah diajarkan. Seperti berbagai macam pukulan dan kombinasinya, macam tendangan dan kombinasinya, gerakan ketangkasan fisik dll.
Apabila diantara kita ada yang salah menyebutkan dan memperagakan gerakannya maka kita bertiga semua yang dihukum dengan push up, squat jump, dan sit up 25 kali.
Baca juga: Pengalaman Pribadi Ikut Beladiri Pencak Silat Pagar Nusa
Baca juga: Pengalaman Pribadi Mengikuti Training Of Trainer Pagar Nusa Se Jawa Barat
Di pos pertama ini kita lolos dengan melakukan 3 kesalahan. 2 kesalahan dari saya dan 1 kesalahan dari rekan saya yang lain dengan begitu dari 1 pos saja kita sudah melakukan push up, sit up, dan squat jump 75 kali.
Akhirnya kita disuruh melanjutkan menuju pos 2 dengan cara melakukan lompat katak. Yang berjarak kurang lebih 300 meter.
Di pos kedua ini 2 orang warga pagar nusa sudah menunggu kita. Di pos kedua ini adalah ujian jurus. Semua gerakan jurus yang sudah pernah diajarkan di tes disini.
Jurus jurus itu antara lain jurus langkah pertama, salam pagar nusa, jurus TK, jurus SD A, jurus SD B. Hukumannya pun sama seperti di pos pertama. Kita berhasil melewati pos kedua ini dengan melakukan 1 kesalahan dari rekan saya.
Setelah berhasil melewati pos kedua kita disuruh melanjutkan ke pos ketiga dengan cara gerakan merangkak hanya saja melewati area persawahan yang baru beres panen. Alhasil tubuh kita pun penuh dengan lumpur sawah. Sampai di pos ketiga kita sudah ditunggu 4 orang warga pagar nusa dengan 1 perempuan.
Kita disuruh membersihkan diri dari lumpur dulu disebuah sungai. Tengah malam mandi disungai. Tidak seperti di pos satu dan pos dua yang cuma melakukan tes materi, di pos ketiga ini kita mulai di tes mental dan fisik.
Dipos ketiga ini kita diberi pertanyaan pertanyaan seputar pagar nusa dan diberi lilin. Lilin ini harus dinyalakan dan harus kita jaga sedangkan 2 orang warga pagar nusa lain berusaha untuk mematikan lilin tersebut.
Sedangkan Kita harus mempertahankan lilin tersebut agar tidak mati apinya. Setelah beberapa kali lilin berhasil dimatikan akhirnya kita punya strategi yaitu rekan kita yang perempuan bertugas menjaga lilin dan kita para laki laki yang menghalau 2 orang warga yang berusaha mematikannya.
Akhirnya pertarungan pun terjadi karena memang pas 1 lawan 1. Bagi kami tidak apa apa harus bertarung dengan warga yang penting lilin aman.
Akhirnya kita bisa mengamankan lilin selama 5 menit walaupun harus melakukan sambung dengan warga. Dan akhirnya kita disuruh melanjutkan perjalanan kembali ke pos 4 dengan cara roling kurang lebih sejauh kurang lebih 300 meter.
Diperjalanan menuju pos 4 kita mulai diujinyali seperti suara suara, lemparan batu ntah dari mana, lemparan tanah dan juga wujud wujud samar seperti pocong. Ya kita sih tidak takut karena memang pasti itu ulah para warga untuk mengetes kami.
Akhirnya dengan kepala pusing karena roling sejauh kurang lebih 300 meter kita sampai di pos 4. Tidak tanggung tanggung yang menunggu kami ada 7 orang warga pagar nusa. Dengan wajah garang dan suara lantang mereka langsung menyuruh kami bersiap melakukan pasangan kuda kuda tidak mempedulikan kami yang masih merasakan pusing.
Saya berpikir disinilah pos terberatnya. Para warga pagar nusa langsung memberi kami aba aba tarik napas seperti pada saat latihan pernapasan. Lalu aba aba tahan napas diteriakan, serentak dua orang warga melaju berlari mendaratkan 1 buah tendangan kepada masing masing dari ke bagian perut tapi kami bisa menahannya karena sudah terbiasa dilatih pernapasan.
Hanya rekan kami yang perempuan yang tidak diberi tendangan. Dia dites sendiri oleh warga pagar nusa yang perempuan. Ntah tes apa karena jaraknya agak terpisah. Tes mental dan fisik benar benar terjadi disini. Selain tubuh kami bertubi tubi terkena hantaman dan pukulan kita juga diintimidasi mental.
Baca juga: Kisah Karomah Gus Maksum Jauhari Memberi Password Facebook
Baca juga: Kyai Ridwan Abdullah Sang Pencipta Lambang NU
Waktu itu saya masih ingat diberi pertanyaan "kamu kesini mau apa?" Saya jawab "mau mengikuti tes kenaikan sabuk mas" mas warga bertanya lagi "kamu sudah siap dek?" Saya menjawab "siap mas" kang warga pun bertanya lagi "kamu berani tidak dek sambung sama saya?" Waktu itu saya menjawab "tidak mas" kang warga pun menjawab "yaudah ikut tes fisik dan mental lagi sana" alhasil saya pun bertubi tubi lagi terkena pukulan dan tendangan tentu saja tidak asal mereka memberi aba aba tarik napas dan tahan.
Akhirnya saya pun diberi pertanyaan lagi "kamu berani tidak sama saya?" Saya jawab "berani" yaudah kita pun sambung aku berpikir "yaudah apa boleh buat daripada terus terusan di pos 4 malah gak naik ke pos selanjutnya" akhirnya kita pun sambung los losan, full tenaga hanya aturan tidak boleh menyerang kepala dan kemaluan lah aturan kami. Sudah seperti jawara yang mempertahankan harga diri.
Dari pos 4 ini saya dengan rekan tim saya berpisah karena memang begitu. Saat memasuki pos 5 kita sudah masing masing. Di pos 5 ini berupa area hutan pinus yang luas dan.......KUBURAN.
Dipos 5 ini kita tidak lagi dites materi, tes fisik maupun tes mental. Melainkan kita dilepas bebas untuk menelusuri hutan pinus dan kuburan itu untuk mencari sabuk yang sudah disembunyikan para warga di tempat itu.
Ada yang sudah lama mencari disana tapi belum dapat dapat, ada juga yang baru datang tapi sudah langsung dapat. Karena yang perlu dilakukan disini hanya keberanian menelusuri suatu tempat, ketelatenan dan tentu saja MENCARI. karena memang sulit mencari sesuatu dihutan dan dalam keadaan gelap.
Alhamdulilah tidak sampai 10 menit saya mencari, saya langsung mendapatkan sabuknya. Sabuk itu saya temukan disebuah timbunan tanah.
Lalu saya segera laporan ke salah satu warga pagar nusa disana. Lalu mata saya ditutup dengan sabuk yang baru saja saya dapatkan itu lalu disuruh duduk disuatu tempat.
Saya tidak tau tempat apa itu karena mata saya tertutup. Lumayan lama saya menunggu akhirnya kita disuruh berjalan diarahkan kesuatu tempat. Lumayan jauh saat sudah sampai dan mata kami dibuka kita sudah dilapangan dimana tempat kita tadi mulai.
Lalu salah satu warga pagarnusa berbicara kedepan kira kira begini karena saya sudah agak lupa "asalamualaikum selamat kepada para siswa warga nusa yang sudah berhasil melewati tes kenaikan sabuk. Saya tanya sekali lagi kalian kesini mau apa?" Kita serempak menjawab "melakukan tes kenaikan sabuk kang" lalu kang warga bertanya lagi "kalian sudah mendapatkannya?" Kami menjawab "sudah kang" kang warga bertanya lagi "mana sabuk kalian?"
Kita pun terdiam karena memang sabuk itu tidak ditangan kami tapi ditangan para warga. Ya,,sabuk yang tadinya untuk menutupi mata kami sewaktu dibuka oleh warga pagar nusa itu dipegang dan dililitkan ke tangan warga pagar nusa.
"Dengan cara apapun ambil lagi sabuk kalian yang sudah menjadi milik kalian,,kalian sudah berjanji untuk menjaganya walau apapun resikonya" akhirnya sambung pun terjadi lagi. Tapi yang ini rame rame kita boleh bekerja sama untuk mendapatkan sabuk kita kembali. Tapi tentu saja para warga juga tidak begitu saja menyerahkan sabuk kami.
Akhirnya setelah lebih dari 1 jam sekitar jam 3 pagi kita berjibaku merebut sabuk kami kembali sambung pun disudahi oleh guru kami. kita akhir dipersilakan untuk membersihkan diri dan mengganti seragam sakral pagar nusa kami karena memang sudah kotor dengan tanah.
Sesudah membersihkan diri dan memakai baju ganti kita disuruh lagi untuk berkumpul duduk bersama para guru kami,para warga dan para siswa. Para guru kami pun menyampaikan bahwa kami para siswa sudah selesai melakukan ujian kenaikan sabuk dan menjadi warga pagar nusa dan juga berhak melanjutkan pelatihan pagar nusa ke tingkat selanjutnya.
Baca juga: Beladiri Tradisional Indonesia Bukan Hanya Pencak Silat
Baca juga: Arti Dan Makna Logo IPSI
Para warga yang telah mengetest kami juga menyampaikan selamat atas para siswa yang telah lulus mengikuti test ujian kenaikan sabuk ini dan juga mengucapkan selamat datang warga baru pagar nusa dan juga menyampaikan permohonan maaf apabila saat acara test tadi ada yang merasa tersakiti baik fisik maupun hatinya karena pada dasarnya mereka juga dulunya diperlakukan seperti itu saat ujian kenaikan tingkat.
Acara selanjutnya adalah makan bersama. Semua lelah, semua sakit, semua dendam kita lebur dan buang dengan makan bersama. Sesudah makan bersama kita dipersilakan untuk istirahat sejenak sambil menunggu waktu adzan shubuh.
Adzan shubuh pun tiba, kita lalu melakukan sholat berjamaah.
Sesudah sholat shubuh berjamaah acara selanjutnya adalah acara pembaiatan. Satu persatu dari kita diberi air yang sudah diberi wirid dan doa untuk diminum.
Lalu menyalami para guru kami dan para warga pagar nusa lalu mengucapkan sumpah pagar nusa dilanjut melakukan hormat kepada bendera pagar nusa, bendera nahdlatul ulama dan bendera merah putih.
Hormat disini hanyalah simbol kesetiaan dan kesediaan kita untuk menjaga nama pagar nusa dan NU sebagai rumah kita dan juga bendera merah putih sebagai simbol cinta tanah air kita.
Sesudah acara pembaiatan kita melakukan acara lagi yaitu acara penyerahan. Penyerahan apa itu? Penyerahan sabuk warga pagar nusa, kartu tanda anggota warga pagar nusa, musyahadah/atau sertifikat kelulusan dan aurod.
Aurod adalah sekumpulan kertas yang berisi wirid wirid dan amalan amalan lengkap dengan bacaan dan tata cara pengamalan ada juga yang disertai puasa.
Pengamalannya juga harus ada bimbingan guru tentunya.
Sesudah semua acara diatas selesai, kitapun mengucapkan sumpah pagar nusa bersama sama dan yel yel pagar nusa bersama sama. Kita juga mengucapkan pancasila bersama sama, lagu mars yalal wathon dan lagu indonesia raya bersama sama. Sesudah itu kita membersihkan tempat lalu mempersiapkan semua untuk pulang agar jangan ada yang terlupa.
Itu dia pengalaman saya kemarin mengikuti ujian kenaikan sabuk pagar nusa. Pengalaman itu sungguh berharga. Sesudah menjadi warga kita pun diberi tugas tugas. Antara lain melatih siswa,mengawal kyai dan masih banyak lagi. PAGAR NUSA JAYA.
Saya dulu pernah ikut juga sebuah perguruan silat mas,belajar silat memang menyehatkan tubuh, dan juga bisa menjaga kita dari orang2 yang ingin berbuat jahat.
ReplyDeleteBetul mas sekaligus melestarikan budaya asli nusantara,,
DeleteMantap pas.. Jadi inget orientasi pas masuk organisasi.. Ada penggojlokan pas mau naik tingkat.. Sama kayak imi, dibuat pos posan juga
ReplyDeleteBetul ada mirip miripnya gitu hhe
DeleteMantap mas. Melestarikan bela diri asli nusantara
ReplyDeleteBetul mas,,,leluhur kita sangat sayang kepada kita,,,sehingga menciptakan ilmu bela diri agar anak cucunya bisa membela diri
DeleteYa ampuuunnn, saya gak suka yang gini-gini hiks, susah banget yak ujian bela diri itu.
ReplyDeleteKadang juga sampai ada yang keblabasan sampai mencelakakan orang huhuhu
Tapi emang kudu dilakonin yak, semoga kalau anak saya ikut ginian, sayanya udah lebih kuat mental.
Gak bisa bayangin anak saya disuruh jalan gelap2 trus ditendang dipukulin kayak gitu hahaha emak labil mah saya.
Saya jadi ingat mengapa ilmu bela diri dari kakek saya gak ada sama sekali yang bisa kuasai cucunya gegara ujiannya sadis.
kakek saya dulu guru pencak silat, udah gitu pakai tenaga dalam, makanya kalau ujian sadis, sampai ada adegan mata dikasih perasan jeruk.
Kami para cucunya angkat tangan deh hahaha
Owh iya ada juga tuh yg dikasih perasan jeruk,,,atau getah daun korejat(kalau disini) itu berfungsi untuk menajamkan penglihatan,,,bahkan saya yg tadinya minus 1,5 juga berkurang jadi 0,5 minusnya setelah di cek mata,,
DeleteYg diperlukan hanya daun korejat saja,,,ambil bagian batangnya lalu getahnya teteskan ke mata,,,rasanya memang perih sekali dan bisa berlangsung selama 10 menit,,,setelah rasa perih hilang lalu basuh mata dengan air bersih,,,pasti mata akan terasa jernih kembali,,,itu dulu saya lakukan 2x sehari setiap pagi dan sore,,,saya dulu melakukannya selama 7 hari,,,karena setelah saya cek ternyata minusnya berkurang lalu saya berhenti melakukannya,,,karena memang perih sekali,,,
DeleteMembaca semua rangkaian tahapan demi tahapan yang harus dilalui buat kenaikan tingkat ... rasanya ikut terlibat disana 😁
ReplyDeleteKebayang dihukum 75 kali push-up, squad jumo dan sit up ..
Udah gitu merangkak dan mandi malam2 di sungai.
Seruuuu itu ...😅!
Seru mas,,,tapi badan besoknya kaku wkwk
DeleteTes atau ujiannya sulit juga ya, Jika salah harus push up.
ReplyDeleteKalau saya dulu ujiannya hanya tanding ilmu mantra. Bukan adu fisik. Tapi saya sempat pingsan juga karena kena dada.
Tes tingkat pertama memang fisik om,,,tapi ditingkat selanjutnya juga ada test ilmu tenaga dalam dan kebathinan juga,,,,
Delete